Smoking Banned

Posted on

My opinion on the smoking ban in public places is a positive thing so that people who don’t smoke don’t smoke inhalation people who smoke (passive smokers). Lack of awareness of smokers against the smoking ban in public places make people around who don’t smoke coughing and red eyes. I don’t agree, but there’s been a smoking ban but nonetheless there are still people who smoke.

The best step is to admonish the smoker to be moved to a special area for smoking or into opened room. As a society who care about our health must be alert so that people who smoke in order to quit smoking or at least reduce smoking in a day.

How to be a Success Student ?

Posted on

I think there are some ideas to become success student, as follows :

first, always wake up in the morning.

Don’t be lazy wake up, many activities that must be performed when the morning. For example, exercise like jogging (inhaling the morning air).

Second, ambitious.

Always try a variety of things to be successful, it may be in one of your experiment failed but on your next experiment could have succeeded.

Third, brave.

Dare to try new things, dare to take risks and dare to get it started.

According me there are 3 ideas to be a success student as the above. Let’s do it!

Opinion about White Lies

Posted on Updated on

Tell about white lies, I have experienced things that make my head dizzy. In the lecture, while conducting scientific research with the guidance of my instructor, she led well and firmly. But when my scientific research has me finish with nice and timely, my instructor said that there are some things that must be changed. For the sake of my goodness i said yes what should be changed in order for my research go well later. Whereas before I put a scientific research to my instructor, this research revealed are correct by the instructor outside of coursework. And finally I had to finish the research over again.

Talking about lying for the sake of it a reasonable thing done, as long as no one is harmed over the lies we are doing positive things and make up lies. But on the other hand the white lies don’t get too often to do, because every time we tell a lie even though it was for the good over others but the impact on us is not quite good. For it is better we do something in a good way, do our activities wisely and honestly.

In the above I agree with white lies. Sometimes we are in a difficult situation where white lies need to be done in order to make things better. I think it’s just an opinion about white lies.

3 Things Like and Dislike

Posted on

This is a story where there are three things that could be I like and I dislike about anything, perhaps the most important thing, foolish, or maybe funny. Some of it is sometimes very touching.

Three things I like that my ittle brother who is now beginning to grow up. He is very so much love to my parents, especially to father. Secondly, when I travel with my family to a place for quality time, I think it is important because for more intimate with my family. And the third thing I like best is when in running a business can run smoothly.

Next, there are three things that I do not like. First I don’t like it if too long waiting for something, for example waiting for someone. The second was when I was talking, but nobody is listening to me. And the last thing I don’t like is when luck was not on our side. For example when you want to go suddenly raining and when it was forgotten in the seat of the motorcylce does not bring a raincoat. That is 3 things like and dislike from me, are you?

Bulan Menggapai Bintang

Posted on

Dusun Pilanggeneng di pagi hari tampak sepi. Hanya sesekali terlihat beberapa orang petani atau pedagang dengan keranjang yang hendak menjual dagangannya ke pasar desa. Sementara aku, seorang gadis kecil harus berjalan sendirian sepagi ini pasti menjadi pertanyaan bagi mereka yang tidak mengenal siapa aku. “Mau berangkat sekolah, Neng Bulan…”, Sapa salah seorang petani yang kebetulan berpapasan denganku.

Ya… Bulan adalah namaku. Aku tinggal di Dusun Pilanggeneng. Sebuah dusun terpencil yang terletak di lereng Lawu. Aku anak pertama dari empat bersaudara. Saat ini aku duduk di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Wonoasih. Seperti siswa kelas enam lainnya, saat ini aku sedang disibukkan dengan persiapan menghadapi Ujian Nasional.

“Awas! Hati-hati Nak Bulan,” Kata Pak Mo. Tanpa aku sadari aku berjalan terlalu ke pinggir sebuah sungai beraliran deras yang oleh penduduk desa dinamakan sungai Tirto Wening. “Huuuft… hampir saja. Matur suwun, Pak Mo,” Kataku ketika tersadar dari lamunan. Rupanya aku kurang hati-hati tadi. Kalau sampai terjatuh bisa kotor bajuku, dan itu berarti aku harus berjalan kembali sejauh 5 kilometer ke rumah dan aku tidak akan sempat lagi mengejar bel masuk sekolah.

“Oalah… Nduk…nduk… Mau sekolah aja kok harus susah-susah jalan jauh-jauh. Nyebrang kali, lewat tegalan orang. Nanti ujung-ujungnya ya harus ngurus dapur sama sawah”, Kata Ibuku. Sudah puluhan kali atau bahkan ratusan kali ku dengar kata-kata itu. Aku rasa Ibuku khawatir setiap kali aku berangkat ke sekolah. Hal ini wajar karena jarak sekolah ku cukup jauh. Diperlukan waktu satu jam dengan jalan kaki menuju ke sekolah. Karena tidak ada jalan raya penghubung antara dusun ku dengan desa tempat sekolahku berada.

“Gimana Bulan, sudah dapat ijin dari orangtua?” Tanya Bu Karni, guru wali kelasku. “Masih dipikirkan, Bu” Jawabku. “Lha kok aneh, anaknya diterima di sekolah favorit kok masih harus dipikir-pikir dulu”. Bu Karni merasa heran akan keluargaku. Aku terdiam memikirkan ucapan Bu Karni. Aku jadi teringat dengan percakapan tiga hari yang lalu dengan Pak’e dan Bu’e di rumah.

“Memangnya harus ya, Nduk”, Kata Pa’e sambil meniup cangkir kopinya. “Tak kiro yo habis SD ya sudah cukup. Iso moco karo nulis, yo wis. Kamu ini kan anak perempuan. Tiga adhi mu itu laki-laki semua. Mereka yang harus sekolah sing duwur. Supoyo jadi orang pinter lan bisa menafkahi anak istrinya kelak”, Terang Bapakku panjang lebar.

“Lha iyo to Nduk. SMP-mu itu nanti kan jauh dari rumah. Lha wong dari sini aja jaraknya ada dua puluh kiloan. Gak mungkin to kamu harus jalan kaki sejauh itu”, Kata Ibuku yang sedang menggendong adikku yang paling kecil. “Tapi kan bisa kos to Bu”, Jawabku dengan pelan. “Duwit teko ngendi buat bayar kos mu”, Bapakku menyahut. “Buat makan sehari-hari saja kadang susah, lha kok harus buat bayar kos!”, Kata Bapak dengan gusar. “E… yo wis to Pak, gak usah marahi anak kayak gitu”, Ibu menenangkan Bapak dengan sabar. “Gini lho Nduk, meskipun nantinya sekolahmu itu dibayari sama pemerintah, tapi masih butuh biaya to buat beli seragam, kosmu, belum sangu buat sekolah. Pa’e lan Bu’e ora sanggup, Nduk…” Kata Ibuku sambil mengelus rambutku. “Di rumah saja ya, bantu Pa’e karo Bu’e”, Pinta Ibuku.

Kata-kata Ibuku tadi meskipun halus tapi membuatku sangat kecewa. “Apakah aku harus berhenti sampai disini? Apakah aku harus seperti anak-anak perempuan yang lain di desa ini yang setelah tamat SD harus tinggal di rumah karena jauhnya SMP dari dusunku ini? Lalu untuk apa aku harus susah-susah belajar untuk menghadapi ujian? Lha wong nanti nilainya tidak bisa digunakan untuk melanjutkan sekolah?” pikirku saat itu.

Bel sekolah tanda istirahat selesai membuyarkan lamunanku. “Yakinkan Bapak sama Ibumu, ya Bulan. Kamu anak pintar. Kamu tidak boleh berhenti bersekolah”, Kata Bu Karni sebelum aku kembali ke kelas.

“Awas, belutnya jangan sampai lepas, Sar!” Teriakku. Minggu pagi seperti ini, sawah dipenuhi oleh anak-anak desa yang sedang berburu belut. “Tenang Lan…, nih lihat! Aku dapat yang besar…” Sahut Sari sambil memasukkan belut yang entah ke berapa dalam botol plastik. Sahabatku ini memang jago dalam menangkap belut. “Sudah ah, pulang yuk… Nanti dicari sama Bu’e,” Ajakku. “Ayo, tapi kita bersihkan badan dulu di sungai ya… Makku bisa marah, kalau aku pulang dengan badan penuh lumpur seperti ini.” Kata Sari sambil berjalan di atas pematang sawah menuju ke sungai kecil tak jauh dari sawah ini.

“Kamu jadi sekolah di kota, Lan?” Tanya Sari sambil membasuh tangan dan kakinya dengan air sungai yang bening dan sejuk. “Entahlah, Sar.” Jawabku sambil menarik napas panjang. “Kalau aku wis pasrah, Lan. SMP terlalu jauh dari sini. Aku gak boleh sama Mak dan Bapakku.” Kata Sari tanpa beban. “Aku sih pinginnya bisa sekolah yang tinggi, Sar. Aku pingin jadi guru, terus bikin sekolah di sini. Supaya anak-anak di dusun kita ini bisa sekolah dengan mudah. Ndak perlu lagi jalan ke desa sebelah atau gak bisa lanjut sekolah karena gak ada SMP.” Kataku sambil duduk di atas batu sungai yang besar. “Tapi… rasané kok gak mungkin. Pak’e sama Buk’e ndak kasih ijin untuk melanjutkan sekolah di kota… Kalau sudah begini, rasanya nggak semangat lagi ikut ujian nasional.” Mataku mulai basah oleh air mata.

“Lha yo sabar, tho Nduk…” Sahut Pak Mo. Tanpa kita sadari Pak Mo yang sedang memandikan kerbaunya memperhatikan percakapan aku dan Sari. “Gusti Allah mboten Saré. Allah itu Maha mendengar. Ndak boleh putus asa. Berdo’a… minta supaya dikasih jalan keluar.” Kata Pak Mo dengan bijak. Kata-kata beliau membuatku tersadar bahwa masih ada harapan, meski tidak tahu dari mana datangnya, kesempatan itu masih ada. Pak Mo benar, Gusti Allah mboten Saré. Allah itu tidak pernah tidur dan selalu memperhatikan semua permintaan hambanya.

Ujian Nasional akhirnya datang juga. Dengan langkah pasti, aku tapaki lembar demi lembar soal dengan sungguh-sungguh demi sebuah keyakinan bahwa saya bisa melanjutkan sekolah sesuai dengan harapan. Meskipun sampai saat ini jawaban Bapak sama Ibu masih sama, namun setidaknya saya harus terus mencoba meyakinkan mereka. Salah satunya yaitu dengan mempersembahkan nilai yang terbaik bukti dari kesungguhan niat.

Pada saat pengumuman kelulusan, saya benar-benar bersyukur kepada Allah, bahwa saya menjadi lulusan yang terbaik di Kecamatan Wonoasih. Ini berarti harapan bagiku supaya Pak’e dan Bu’e mau merubah keputusan.

Selepas Ashar, kulihat orangtuaku itu sedang duduk beristirahat sepulang dari sawah. Dengan hati-hati ku dekati mereka untuk mengungkapkan maksudku. “Masalah ini kan sudah diputuskan, Nduk. Meskipun nilaimu bagus, tapi Pak’e gak bisa. Bukannya ndak mau… tapi biaya untuk sehari-hari di sana mau dicarikan uang dari mana? Ingat… adik-adikmu itu masih kecil.” Sekali lagi ucapan Pek’e membuatku tertunduk. Dengan lirih aku berusaha untuk menjelaskan keinginanku, “Tapi… saya masih kepingin sekolah…”

“Lha ini bocah dikandhani kok gak ngerti-ngerti. Sekali gak bisa… ya gak bisa, Titik! Awas yen mbantah lagi!” Pak’e mulai marah.

Dalam bantal tempat tidurku yang usang, aku hanya bisa menangis meratapi diri. Duh Gusti Allah… apakah saya harus menerima kenyataan ini. Apakah aku harus seperti anak-anak Dusun Pilanggeneng yang lain, yang harus puas dengan bekal ijasah SD? Apakah aku harus mengubur impianku? Tidak! Rasanya hati ini tidak bisa menerima.

“Assalamu’alaikum…” Sayup-sayup kudengar suara orang mengetuk pintu. “Wa’alaikum salam…” Jawab Bu’e dan Pa’e. Rupanya Pak Mo yang datang dengan seseorang yang tidak kukenal. Setelah dipersilahkan duduk, tampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting. Sayang aku tidak bisa mendengar dengan jelas, karena letak kamarku yang berada di belakang.

“Bulan…, dicari sama Pak Mo Nak…” Kata Bu’e mengetuk pintu kamarku. Dengan cepat kuhapus airmataku dan berjalan keluar kamar.

“Bulan, ini Bapak Harun, adik saya. Beliau ini tinggal di kota.” Kata Pak Mo memperkenalkan adiknya. “Bulan, kedatangan saya disini dengan maksud untuk memintamu menjadi anak asuh kami. Terus terang anak kami satu-satunya, Diana, sudah kuliah di Bandung. Jadi kami sering merasa kesepian di rumah. Bagaimana Bulan, mau kan?” Jelas Pak Harun. “Ya Allah, inikah pertolongan-Mu?” Kataku dalam hati. “Tadi kami sudah minta ijin sama Bapak dan Ibumu. Sekarang tinggal kamu, mau apa tidak?” Tanya Pak Mo.

“Bagaimana Pak’e… Bu’e… Boleh apa tidak?” Tanyaku hati-hati. “Pak’e sama Bu’e ijinkan kamu untuk sekolah di kota, Nduk. Asalkan kamu bisa jaga diri disana.” Kata Pak’e. “Dan jangan lupa untuk sering-sering pulang ke rumah, ya.” Sambung Bu’e sambil memelukku. Alhamdulillah ya Allah… Pak Mo benar. Gusti Allah tidak pernah tidur. Asalkan kita mau berusaha dan berdo’a, pasti impian kita akan berhasil.

Impian sudah terbayang di pelupuk mata. Dengan tekad belajar sungguh-sungguh, suatu hari nanti, saya akan mengabdikan ilmu yang didapat untuk dusun tempat kelahiranku. Supaya lebih banyak anak yang bisa menggapai impiannya untuk bersekolah dan menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Sumber:

http://cerpenmu.com/cerpen-pendidikan/impian-bulan-menggapai-bintang.html

Artikel B.Indonesia

Posted on

Diadukan Penumpang, Mengapa Taksi di Jakarta Ini Dihukum Rp 102 Juta?

Transportasi merupakan hal yang penting bagi kehidupan kita sehari-hari, ada transportasi pribadi dan ada transportasi umum untuk masyarakat yang tidak menggunakan transportasi pribadi. Banyak transportasi umum yang ditawarkan ke masyarakat dengan berbagai fasilitas yang diberikan, sehingga masyarakat hanya perlu memilih mana yang sesuai untuk mengantarkan ke tempat tujuannya masing-masing sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Taksi adalah salah satu alat transportasi umum yang sudah sejak dulu menjadi pilihan masyarakat untuk mengantarkan ke tempat tujuan, karena taksi menawarkan fasilitas yang berbeda dari transportasi umum lainnya. Taksi membuat masyarakat seperti berada dalam kendaraan pribadi dapat mengantarkan sampai tujuan bahkan sampai di depan rumah, dan juga taksi beroperasi selama 24jam jadi masyarakat dapat menggunakan taksi di jam-jam emergency saat transportasi lainnya sudah habis waktu beroperasinya.

Banyak keunggulan yang ditawarkan oleh taksi, kenyamanan dan rasa aman masyarakat yang menggunakan jasa taksi sangat diprioritaskan oleh pihak taksi. Namun banyak sopir taksi yang tidak menerapkan kenyamanan pengguna taksi, karena sudah menjadi rahasia umum lagi bahwa banyak dari sopir taksi pada umumnya sering memanfaatkan ketidaktahuan pengguna jasa taksi untuk mengambil rute jalan yang jauh agar argo taksi naik sehingga dapat meningkatkan pendapatan sopir taksi.

Pada 10 Agustus 2011 pukul 20.00 WIB saat HJP seorang wanita memutuskan untuk naik taksi dari Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Namun taksi yang seharusnya mengantarnya ke Cibubur dan melalui tol Jagorawi, tiba-tiba terseret arus lalu lintas dan masuk ke JORR arah Jatiasih. Di saat yang bersamaan, penumpang tertidur. Lalu setelah itu penumpang terbangun, Sopir taksi lalu meminta maaf dan menawarkan apakah akan kembali ke jalur atau melalui jalan umum. Lalu HJP menjawab tidak usah balik tetapi menggunakan jalan umum lewat Setu-Cilangkap-Cibubur. Setelah mendapat persetujuan, lalu sopir mengambil jalur yang telah disepakati itu.

Saat hendak memasuki jalan alternatif Cibubur atau dekat RS Melia, jalanan rusak sehingga kendaraan dipacu dengan kecepatan 10 km/jam. Saat melaju pelan, tiba-tiba penumpang loncat keluar sehingga sopir kaget. Sang sopir lalu menghentikan kendarannya dan mencoba mendekati penumpang dan menanyakan sebab musabab meloncatnya HJP. Bukannya menjawab, HJP malah ketakutan mengira dirinya akan dijahati oleh sopir. HJP lalu menyetop sepeda motor dan kabur.

Dua bulan setelahnya, HJP melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Ia merasa dirugikan karena akibat kelalaian sopir, dia meloncat dari taksi sehingga mengalami luka dan rasa trauma. Setelah dipertimbangkan majelis, PN Jaksel menilai kerugian HJP terbukti.

“Bahwa kecuali atas permintaan dan persetujuan tamu adalah sudah menjadi kewajiban taksi untuk mengantar tamu penumpangnya ke tujuan yang dituju dengan mengambil jalur yang jaraknya paling dekat dengan waktu tempuh paling cepat dan penumpang merasa nyaman dan aman,” putus majelis yang diketuai Mathius Samiaji dengan anggota Yonisman dan Suko Harsono sebagaimana dikutip detikcom dari website Mahkamah Agung (MA), Jumat (17/4/2015).

“Karena sudah menjadi rahasia umum lagi bahwa kecenderungan sopir taksi pada umumnya adalah sering menggunakan ketidaktahuan pengguna jasa taksi untuk mengambil rute jalan yang jauh,” sambung majelis hakim

Menurut majelis, meskipun benar bahwa sopir taksi telah meminta maaf karena keluar jalur yang disepakati semula, tetapi hal itu tidak menggugurkan sifat kesalahan sopir. Sebab hanya sopir dan hati sopir sendiri yang tahu dan untuk mengobjektifkan hal itu adalah perbuatan sopir sebelum terjadi kelalaian itu.

“Begitu juga seringnya terjadi tindak kejahatan terhadap penumpang taksi yang disinyalir ada keterlibatan dari pengemudi taksi, jelas membuat tamu taksi tidak selalu merasa aman dan nyaman naik taksi yang menyebabkan tidak setiap pengguna jasa taksi bersedia menumpang sembarang armada taksi,” papar majelis hakim dengan suara bulat.

Majelis hakim menggunakan Pasal 1365 KUHPerdata yaitu perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, ada kesalahan, terdapat hubungan kausalitas dan adanya kerugian yang ditimbulkan.

“Dengan demikian di satu sisi adalah kewajiban dari pengemudi taksi dan di pihak lain bagi penumpang taksi adalah sebagai haknya mengenai kenyamanan-keamanan dan tidak diputar-putarkan sewaktu dirinya sebagai tamu penumpang taksi,” tegas majelis hakim.

Menurut majelis seorang sopir taksi tentu tahu bahwa jalur Cawang-Cibubur melalui lajur kanan dan bukannya mengambil lajur kiri sehingga terseret arus masuk ke lajur JORR arah Jatiasih. Atas dasar itu, majelis hakim menilai ada unsur kesengajaan dari sopir untuk keluar dari jalur yang disepakati di awal.

Atas pertimbangan di atas, maka majelis hakim yakin jika sopir tersebut telah melakukan perbuatan melanggar hukum.

“Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar ganti rugi materiil Rp 2.008.800 dan kerugian immateril sebesar Rp 100 juta,” putus majelis.

Majelis hakim juga menghukum penumpang membayar argo taksi sebesar Rp 100 ribu dan Rp 16 ribu untuk tiket tol yang belum dibayarnya. Atas putusan yang diketok pada 7 Mei 2012 itu, perusahaan taksi tidak terima dan mengajukan banding. Kasus ini masih diperiksa di Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta.

Referensi :

news.detik.com

BAHASA INDONESIA BAB 1, 2 & 3

Posted on

BAB 1
PENALARAN
•    Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
•    Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.
A.    Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Penalaran ini dari khusus ke umum.
B.    Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran    untuk  menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang  bersifat umum. Penalaran ini dimulai dari umum ke khusus.

PROPOSISI
•    Adalah Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan.
•    Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Maksudnya adalah dalam suatu kalimat proposisi tidak boleh ada 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
1.    Semua orang akan mati pada suatu waktu.
2.    Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kekayaan alam yang berlimpah.
3.    Kota Semarang hancur dalam perang melawan penjajahan.
4.    Semua harimau telah punah beberapa tahun silam.

Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena kebenarannya tidak sesuai dengan fakta/tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
•    INFERENSI DAN IMPLIKASI
A.    Inferensi (infere) : menarik kesimpulan.
    proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
B.    Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
    rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
EVIDENSI
Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena.
Wujud Evidensi
evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).
CARA MENGUJI DATA
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data:
1. Observasi  mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut
2. Kesaksian
3. Autoritas

BAB 2
SILOGISME & ENTIMEN
DEFINISI SILOGISME
•    Bentuk Penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik simpulannya.
•    Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan.
JENIS SILOGISME
•    Silogisme Kategorial: silogis yang semua proposisinya merupakan kategori
•    Silogisme hipotesis: argumen yang premis mayornya berupa prosposisi hipotesis
•    Silogisme alternatif: argumen yang premis mayornya berupa prosposisi alternatif
UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM SILOGISME
1.    Premis Umum (Premis Mayor)  menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
2.    Premis Khusus (Premis Minor)  menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan tertentu (A)
3.    Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B
SILOGISME KATEGORIAL (GOLONNGAN)
Silogisme kategorial adalah salah satu premis merupakan anggota premis yang lain.
Rumus:
PU: Semua A=B
PK: Semua C=A
S  : Semua C=B
•    CONTOH
PU     : Semua profesor pandai
PK    : Pak Habibi adalah profesor
S        : Pak Habibi Pandai
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai berikut
PU    : Semua profesor (A) pandai (B)
PK    : Pak Habibi (C) adalah profesor (A)
S        : Pak Habibi (C) pandai (B)
ctt : kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap
SILOGISME NEGATIF
•    Ciri silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau tidak
•    Contoh:
PU: Siswa yang baik selalu mengerjakan               pekerjaan rumah
PK: Asep Bukan Siswa yang baik
S  : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah

SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme hipotetis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Contoh:
PU: Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke                  rumahmu
PK: Hari ini ujan
S  : Saya tidak datang ke rumahmu
SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
PK: Boim berada di Bandung
K  : Boim tidak berada di Bogor
ENTIMEN
•    Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
•    Rumus:
C=B karena C=A
•    CONTOH
PU:     Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk     di universitas favorit yang mereka     impikan. (Semua A=B)
PK: Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
K  : Boim masuk universitas favorit (C=B)
Bentuk Entimennya:
Boim masuk universitas favorit yang ia impikan karena  ia siswa SMAN 1 Indramayu. (C=B Karena C=A)

BAB 3
PENALARAN INDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.
Aspek dari penalaran induktif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pargaraf generalisasi, analogi dan kausal.
DEFINISI GENERALISASI
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa.
Dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.
Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
    Murid laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
    Murid perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
    Generalisasi : Semua murid yang pergi ke   sekolah memakai seragam sekolah.
JENIS-JENIS GENERALISASI
1.    Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh :
Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan handphone Blackberry.
2.    Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : sensus penduduk.
DEFINISI ANALOGI
Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.
JENIS-JENIS ANALOGI
1.    Analogi induktif.
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh:
Nindy terpaksa dicutikan dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
2.    Analogi deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.
TEORI
Teori adalah suatu pemikiran, penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui kebenarannya secara ilmiah.
FUNGSI TEORI
1.    Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti
Mis: jika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
2.    Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Mis: menjelaskan hubungan motivasi dengan prestasi kerja
3.    Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Mis: Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut
4.    Acuan untuk membahas hasil penelitian
Mis: dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi)
SUMBER TEORI
o    Buku teks (text book)
o    Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
o     Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah)
o    Dll

INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tenta
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.

LANGKAH MENYUSUN EKSPOSISI
1.    Menentukan topik/tema
2.    Menetapkan tujuan
3.    Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4.    Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5.    Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Sikap, Motivasi, Konsep Diri dan Kepribadian, Nilai, dan Gaya Hidup.

Posted on

Definisi Sikap Konsumen

Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.

Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

Karakteristik sikap antara lain :

a) Sikap memiliki objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.

b) Konsistensi sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat berubah. Sikap bisa positif, negatif, dan netral.

c) Intensitas sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

d) Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.

e) Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu..

f) Keyakinan sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya

g) Sikap dan situasi

Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Situasi tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.

MODEL SIKAP TIGA KOMPONEN

Sikap ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:

a) Komponen kognitif

Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap tersebut.

b) Komponen afektif

Merupakan emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluative sifatnya, yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh.

Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil emosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.

c) Komponen perilaku

Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.

Perubahan sikap dapat dilakukan melalui 5 (lima) strategi berikut :

Mempengaruhi persepsi konsumen yang berkaitan dengan fungsi sikap yaitu fungsi manfaat, fungsi citra diri, fungsi nilai-nilai, fungsi pengetahuan. Agar terbentuk sikap positif pada konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan aspek fungsi sikap.

– Menghubungkan produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi

Sikap dihubungkan dengan sebagian atau berbagai golongan, peristiwa sosial, atau kegiatan amal tertentu.

– Memecahkan masalah dua sikap yang bertentangan

Para konsumen dapat diyakinkan bahwa sikap mereka yang negatif terhadap produk atau merek tertentu sebetulnya tidak bertentangan dengan dengan sikap yang lain, mereka dapat dibujuk untuk merubah penilaian mereka terhadap merek tersebut ( beralih dari sikap negatif ke sikap positif ).

– Mengubah komponen multi atribut

Untuk mengubah sikap konsumen pemasar menambah atribut pada produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan keunggulan produknya.

– Mengubah keyakinan konsumen terhadap merek pesaing

Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan produknya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah keyakinannya/ kepercayaannya terhadap merek pesaing.

Penggunaan Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen

1. The attribute-toward-object model:

Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.

2. The attitude-toward-behavior model

Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.

Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.

3. Theory of-reasoned-action model

Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.

Pengertian Motivasi

Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.

Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.

Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.

G. Dinamika proses motivasi

Proses motivasi :

1. tujuan. Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.

2. mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata

3. komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.

4. integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

H. Tujuan motivasi konsumen

Tujuan motivasi konsumen :

1. meningkatkan kepuasan

2. mempertahankan loyalitas

3. efisiensi

4. efektivitas

5. menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.

I. Memahami kebutuhan konsumen

Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.

2. keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan

3. afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.

4. prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi

5. kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain

6. ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.

7. urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.

8. pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi

9. atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.

PENGERTIAN KEPRIBADIAN

Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya. Penekanan dalam definisi ini adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas, sifat, pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus yang membedakan satu individu dari individu lainnya. Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk. Sifat-sifat inilah yang mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, dan kapan, di mana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu. Karena itu, identifikasi teerhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar perusahaan.

Sifat-sifat Dasar Kepribadian :

1) Kepribadian mencerminkan perbedaan individu

Karena karakterisitik dalam diri yang memebentuk kepribadian individu me rupakan kombinasi unik berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-betul sama. Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita untuk menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat.

2) Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan lama

Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia berumur anak-anak , hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa. Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian konsumen supa ya sesuai dengan produk mereka, jika mereka mengetahui, mereka dapat berusaha me narik perhatian kelompok konsumen yang menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik kepribadian kelompok konsumen yang bersangku tan. Walaupun kepribadian konsumen mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka s ering sangat bervariasi karena berbagai faktor psikologis, sosiobudaya, lingkung an, dan situasional yang mempengaruhi perilaku.

3) Kepribadian dapat berubah

Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu. Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.

NILAI

Pola yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka kelola dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan, maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi.

Contohnya adalah jika seseorang memandang bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang mutlak dan penting, maka ia akan berusaha untuk memperoleh pendidikan yang layak, walaupun tentu ada uang yang harus ia keluarkan untuk hal tersebut. Dan sebaliknya, alau seseorang menmandang pendidikan sebagai sesuatu yang kurang begitu penting bagi dirinya, maka ia tidak akan berusaha untuk memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun ia sebenarnya memiliki kemampuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.

GAYA HIDUP

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.

KESIMPULAN:

Kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu bahwa perilaku tidak akan terjadi bila sikap itu sendiri tidak dilakukan. Sikap berawal dari perasaan yang akan direfleksikan oleh perilakunya, sikap dapat positif, negati atau netral. Motivasi adalah suatu pemberi semangat terhadap sikap agar seseorang bisa mencapai tujuannya dengan baik. Kepribadian dapat dijelaskan sebagai karakteristik psikologis yang menentukan dan menggambarkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Walaupun kepribadian cenderung konsisten dan bertahan lama, tetapi dapat berubah dengan tiba -tiba sebagai respon terhadap berbagai peristiwa hidup yang utama maupun secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu.

Sumber:

http://blogs.unpad.ac.id/v12stawberry/2011/12/02/sikap-konsumen/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup-dalam-perilaku-konsumen/

http://www.scribd.com/doc/28601689/kepribadian-dalam-perilaku-konsumen

Segmentasi Pasar & Analisis Demografi

Posted on

SEGMENTASI PASAR

Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut :
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

Pembagian segmen pasar:
1. Segmentasi pasar konsumen
Yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.

2. Segmentasi pasar bisnis
Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.

3. Segmentasi pasar yang efektif (Fandy Ciptono, 2001)

* Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
* Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
* Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
* Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
* Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan.
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya:
• Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua belah pihak di pasar, para pemasar barabg-barang konsumen menjadi bergairah untuk melaksanakannya.
• Para pengecer, contohnya The Gap membidik berbagai segmen umur, pendapatan, dan gaya hidup di berbagai toko eceran yang berbeda.
• Hotel-hotel, membagi pasar mereka dan menargetkan jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda.
• Perusahaan manufaktur industry, membagi pasar-pasar mereka, seperti yang dilakukan organisasi nirlaba dan media.
• Badan-badan amal, seperti Palang Merah memfokuskan usaha-usaha pengumpulan dana pada “para penyumbang besar”.
• Beberapa Pusat Seni Drama, Musik, dan Seni Tari, membagi para pelanggan atas dasar pencarian manfaat dan telah berhasil meningkatkan pengunjung melalui daya tarik promosi khusus.

Analisis Demografi

Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.

Ilmu demografi terbagi menjadi dua, yaitu :

Adolphe Landry (1945)menyarankan dibedakan antara istilah demografi murni dan studi kependudukan.
a. Demografi murni (pure demography).
Demografi formal yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung indikator indikator kependudukan. Studi atau analisis kependudukan yang lebih luas.
b. Studi mengenai hubungan antara faktor-faktor perubahan penduduk dan faktor-faktor pembangunan. Studi yang berusaha memberi penjelasan tentang sebab akibat perubahan variabel demografi.

Manfaat analisis demografi

Manfaat analisis demografi, yaitu :
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
4. Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Sumber data demografi.

Sumber data demografi yang pokok adalah Registrasi Penduduk, Sensus Penduduk, dan Penelitian (Survai). Ada juga sumber yang lainnya, misal: catatan-catatan dan dokumen-dokumen dari instansi pemerintah.

KESIMPULAN
Segmentasi pasar yaitu membagi bagi target konsumen ke dalam bagian yg sama(homogen) yang akan ditargetkan dalam pemasaran atau produk yang akan dipasarkan nantinya. Dalam segmentasi pasar ini kita bisa mengetahui bagian bagian kelompok yang sudah dikelompokkan, jadi bauran pemasaran konsumen menjadi sangat luas.
Dalam manfaatnya analisis demografi berguna untuk mengetahui kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain. Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

http://adindadira.blogspot.com/2013/10/analisis-demografi.html
http://pengetahuantentangsegmentasipasar.blogspot.com/

PERILAKU KONSUMEN (teori, ciri-ciri dan manfaat perilaku konsumen)

Posted on

PERILAKU KONSUMEN

DEFINISI PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.

Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.

Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;

(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;

(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional dan Irrasional.

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen

3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:

1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik

2. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas

3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise

MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN

Dalam pasar yang semakin intensif tingkat persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen begitu tinggi. Untuk itu sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumen demi memuaskan konsumen dan memenangkan persaingan.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara tepat.

Kesimpulan

Mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat.

Sumber :

http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/makalah-pengertian-pemasaran-dan.html

http://taniajunianti.blogspot.com/2013/11/makalah-perilaku-konsumen.html

http://www.wattpad.com/4248176-pengertian-perilaku-konsumen-manfaat-perilaku