Kebudayaan dan peradaban (ilmu budaya dasar)

Posted on Updated on

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau pendapat yang ada dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat dalam berbagai bentuk.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.

Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam“. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan, salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.

Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.

Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis, mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)

Dari abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.

Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.

Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini berarti adanya kontak langsung dengan manusia. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan direkam/disimpan dalam pikiran manusia.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :

  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
  • Lembaga social
    Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
  • Sistem kepercayaan
    Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
  • Estetika
    Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
  • Bahasa
    Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Hubungan antara Manusia, masyarakat, dan kebudayaan

Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”.  Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat.

Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters” menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan  karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.

Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu ke waktu.

 

Jadi, jika disimpulkan bahwa

1       Pengertin manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal

2.            Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

3.            pengertian kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaruh Budaya Barat

Pengaruh Barat

Kebudayaan barat yang disebut kebudayaan modern itu bermula pada jaman Renaisance. Ketika Vasko da Gama sebagai wakil kebudayaan barat berhasil mengelilingi Afrika dan mendarat di Kalikut, maka terbentanglah bagi seluruh Asia suatu sejarah baru. Sejak itulah bangsa Eropa yang sudah modern itu berbondong-bondong datang ke Asia dan secara perlahan-lahan membenamkan cengkraman kuku penjajahnya yang membuat sengsara bangsa-bangsa di benua ini, termasuk Indonesia. Bangsa-bangsa Portugis, Inggris dan Belanda saling berdatangan ke nusantara kita. Kedatangan mereka yang semula berlatar belakang perdagangan itu kemudian berubah menjdi penjajahan.

Bangsa Belanda dalam hal ini paling berperan, karena kurang lebih 300 tahun lamanya berhasil menancapkan kuku-kuku penjajahannya ke Indonesia. Kira-kira pada abad ke-19 sejumlah pemuda indsituasi mulai berubah ketika pemerintah Hindia-Belanda dengan sedikit demi sedikit member kesempatan kepada para pemuda Indonesia untuk bersekolah yaitu suatu cara belajar system Barat yang belum pernah dikenal sebelumnya. Kira-kira pada pertengahan abad 20 sejumlah pemuda Indonesia sudah berhasil menghirup ilmu modern Barat itu melalui system pendidikan Belanda, dari berbagai jurusan ilmu ( misalnya kedokteran, teknik, ekonomi, hukum, dan sebagainya ). Mereka inilah yang bagaikan senjata makan tuan kemudian membuka mata bangsa Indonesia akan haknya sebagai manusia yang bebas, sehingga bangkit melawan penjajah dan akhirnya merdeka.

Pertemuan dengan bangsa-bangsa Eropa telah memperkenalkan kepada kita unsure-unsur budaya sbb : ilmu pengetahuan / teknologi, system social, system ekonomi, peralatan, bahasa Eropa, kesenian ( sastra, tari, music, bangunan ) dan agama Kristen.

Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsure penting bagi terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Memang tidak bias dipungkiri lagi bahwa kebudayaan barat besar sekali sumbangnya di bidang ilmu pengetahuan/teknologi, system ekonomi, dan system demokrasi bagi masyarakat indonesia.  Pengaruh kebudayaan barat sangat nya dengan adanya proses modernisasi kehidupan masyarakat kita.

System pengetahuan dan teknologi serta ekonomi barat telah mampu memecahkan berbagai problema social masyarakat di Eropa. Demikian hal yang sama juga pasti bias kita terapkan pada masyarakat kita. Masyarakat Indonesia yang sudah ditakdirkan hidup di tengah alam yang berkelimpahan ini, agaknya telah terbuai oleh karunia tersebut.

Masyarakat yang sudah dimanja oleh alam, akan lemah dalam juangnya, bila suatu saat mengalami situasi yang sukar dan gawat, karena tidak terlatih untuk menghadapi tantangan. Dalam kenyataan dewasa ini jelas alam kita tidak lagi begitu bermurah dan bermanfaat kepada masyarakat Indonesia, berbeda situasinya dengan dahulu kala. Kepadatan penduduk dan tidak baiknya proses exploitasi alam menyebabkan ketimpangan-ketimpangan. Menghadapi kenyataan ini, kita harus berani melepaskan diri dari buaian yang menjerumuskan itu, dan bangkit mempersiapkan diri untuk menaklukan alam, demi mempertahankan hidup. Cara satu-satunya adalah menguasai teknologi modern itu. Metode traditional sudah harus ditinggalkan karena tidak relevandan tidak lagi mampu memecahkan masalah kehidupan social ekonomi yang semakin menekan ini.

System demokrasi barat telah mempercepat bangsa kita untuk menggalang solidaritas masyarakat, terutama sudah lepas dari penjajahan, untuk menyusun system social dan organisasi pemerintah yang sesuai dengan tuntutan jaman.

Penguasaan bahasa Eropa oleh bangsa kita, memperluas hubungan kita dengan dunia Internasional dan sekaligus membuka lebar kesempatan untuk ambil alih ilmu dan teknologi modern itu. Jadi unsure yang menonjol dari kebudayaan barat itu adalah system ilmu pengetahuan/teknologi dan system ekonominya.

Pertemuan dengan bangsa-bangsa Eropa telah memperkenalkan kepada kita unsure-unsur budaya sbb : ilmu pengetahuan / teknologi, system social, system ekonomi, peralatan, bahasa Eropa, kesenian ( sastra, tari, music, bangunan ) dan agama Kristen.

Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsure penting bagi terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Memang tidak bias dipungkiri lagi bahwa kebudayaan barat besar sekali sumbangnya di bidang ilmu pengetahuan/teknologi, system ekonomi, dan system demokrasi bagi masyarakat indonesia.  Pengaruh kebudayaan barat sangat nya dengan adanya proses modernisasi kehidupan masyarakat kita.

System pengetahuan dan teknologi serta ekonomi barat telah mampu memecahkan berbagai problema social masyarakat di Eropa. Demikian hal yang sama juga pasti bias kita terapkan pada masyarakat kita. Masyarakat Indonesia yang sudah ditakdirkan hidup di tengah alam yang berkelimpahan ini, agaknya telah terbuai oleh karunia tersebut.

System demokrasi barat telah mempercepat bangsa kita untuk menggalang solidaritas masyarakat, terutama sudah lepas dari penjajahan, untuk menyusun system social dan organisasi pemerintah yang sesuai dengan tuntutan jaman.

Penguasaan bahasa Eropa oleh bangsa kita, memperluas hubungan kita dengan dunia Internasional dan sekaligus membuka lebar kesempatan untuk ambil alih ilmu dan teknologi modern itu. Jadi unsure yang menonjol dari kebudayaan barat itu adalah system ilmu pengetahuan/teknologi dan system ekonominya.

Kebudayaan Nasional

Definisi Kebudayaan Nasional

Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut.

Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).

2.1 Kebudayaan nasional Indonesia

Bila dicermati pandangan masyarakat Indonesia tentang kebudayaan Indonesia, ada dua kelompok pandangan.

1.Kelompok pertama yang mengatakan kebudayaan Nasional Indonesia belum jelas, yang ada baru unsur pendukungnya yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia itu sendiri sedang dalam proses pencarian.

2.Kelompok kedua yang mengatakan mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia sudah ada. pendukung kelompok ketiga ini antara lain adalah Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono mencontohkan, Pancasila, bahasa Indonesia, undang-undang dasar 1945, moderenisasi dan pembangunan (1982:68-72).

Adanya pandangan yang mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia belum ada atau sedang dalam proses mencari, boleh jadi akibat:

(1)tidak jelasnya konsep kebudayaanyang dianut dan pahami

(2) akibat pemahaman mereka tentang kebudayaan hanya misalnya sebatas seni, apakah itu seni sastra, tari, drama, musik, patung, lukis dan sebagainya. Mereka tidak memahami bahwa iptek, juga adalah produk manusia, dan ini termasuk ke dalam kebudayaan

Perbedaan budaya barat dan timur

Dari berbagai forum, situs, dan blog di internet ada beberapa hal yang menjadi pusat perbedaaan budaya barat dan timur.

Berdasarkan kebiasaan (dari Beberapa Kenyataan Yang Ada)

  • Opini

Orang Asia cenderung berbelit-belit dalam hal berargumen, terkadang harus berputar-putar dulu untuk mengatakan sesuatu, padahal maksudnya tidak serumit yang dimaksud. Beda dengan orang Barat, langsung ke pokok masalah dan mereka tidak biasa untuk basa-basi.

  • Waktu.

Orang Asia terkenal kurang menghargai waktu, jika ada janji, kadang tidak tepat waktu, banyak alasan. Orang Barat paling tidak suka jika janji tidak tepat waktu. Tidak hanya janji. Apaun yang berubungan dengan waktu mereka lebih tepat. Karena itu ada istilah time is money.

  • Gaya Hidup.

Orang Barat cenderung individualis, berbeda dengan orang Asia jika orang Asia khususnya Indonesia, semakin senang kalau tetap dekat dengan keluarga, teman atau orang lain.

  • Hubungan.

Karena orang Barat lebih individualis, maka dalam pertemanan ataupun bersosialisasi cenderung terbatas, berbeda dengan orang Asia dimana dalam bersosialisasi atau pertemanan lebih komplek. Terbukti dalam berbagai situs jejaring sosial.

  • Perayaan / pesta

Jika ada kenduri atau pesta orang Asia lebih suka mengundang orang sebanyak mungkin kalau sedikit rasanya tidak afdol, bahkan ada yang buat acara beberapa kali dan dilokasi yang berbeda, contohnya dalam acara pernikahan, benar-benar pemborosan, berbeda dengan orang Barat, tidak semua orang diundang, hanya kerabat dekat saja yang diundang.

  • Terhadap sesuatu yang Baru

Orang Barat kalau ada sesuatu yang baru, tidak serta merta ingin tahu dan memiliki atau memakainya , hanya sekedar tahu saja, berbeda dengan orang Asia, kalau ada sesuatu yang baru, belum puas kalau belum sampai memilikinya, majadi tidak heran kalau orang Indonesia banyak yang konsumtive, agar tidak tertinggal mode.

  • Anak

Di keluarga Barat, anak dididik supaya mandiri semenjak kecil, setelah dewasa orang tua sudah melepaskannya, sudah hidup masing-masing berbeda dengan di Asia terutama di Indonesia, perlakuan orang tua terhadap anak sudah sangat protektif, sehingga anak tidak mandiri, sampai usia dewasapun sang orang tua tetap masih aja mengurus anaknya, dengan harapan keturunan mereka bisa lebih langgeng dan sukses.

  • Trendi

Jika orang Barat lebih seneng sesuatu yang berbau traditional dan alami, kebalikannya kalau orang Asia belum disebut trendi kalau tidak bergaya ke barat-baratan, contoh : orang Asia lebih merasa gengsi kalau makan di tempat fast food, padahal di negara asalnya makanan tersebut bisa dibilang makanan biasa saja.

  • Atasan / Bos

Ini yang menarik, orang Asia umumnya memperlakukan atasan lebih dari yang lainnya. berbeda jika di Barat, atasan tidak terlalu menonjolkan diri sebagai yang punya kuasa penuh, tetap sejajar dengan bawahan, namun tetap punya kekuasaan dan diakui sebagai atasan.

  • Masa Tua

Kalau orang Asia masa tua lebih banyak menyibukkan diri dengan cucu, kalau di Barat tidak ada namanya mengasuh cucu. Mungkin hanya sekedar datang menjenguk.

  • Transportasi.

Dahulu orang Barat sewaktu muda lebih suka pakai mobil, sekarang malah lebih suka pakai sepeda, mungkin karena faktor pentingnya kesehatan berbeda dengan orang Asia, kalau dulu masih pakai sepeda (mampunya beli sepeda) sekarang sudah harus pakai mobil, kalau mampu lagi pakai supir pribadi.

  • Di tempat makan.

Ditempat makan, kalau orang Barat cenderung tertib jika sedang makan, tidak rame dan seberisik orang Asia.

  • Wisata

Kalau lagi wisata, orang Asia paling suka photo-photo, beda sama orang barat, kalau ke tempat wisata lebih suka mengamati keindahan suasana daripada photo-photo.

  • Keindahan tubuh ideal.

Orang Barat merasa ideal punya warna kulit tubuh kecoklat-coklatan, makanya sering berjemur dipantai, beda kalau orang Asia terutama orang Indonesia, malah sangat mendambakan warna kulit putih,

  • Menghadapi masalah.

Kalau orang Asia lebih umum berpikiran bagaimana supaya bisa menghindari masalah, berbeda dengan orang Barat, bagaimana jika saya menghadapi suatu masalah.

  • Marah

Kalau orang Barat lagi marah, memang benar-benar marah, beda kalau orang Asia lebih banyak memedam amarah, terkadang ada istilah dibalik senyuman ada kebencian.

  • Percaya Diri.

Suka tidak suka orang Barat lebih percaya diri dibanding orang Asia.

  • Hari Minggu

Orang Asia lebih suka menghabiskan waktu hari libur Sabtu dan Minggu pergi jalan-jalan, sekedar pergi ke Mall, nonton bisokop, beda dengan orang Barat, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding pergi jalan-jalan.

  • Makan

Umumnya orang Barat makan dibagi 3, makan pembuka, makanan Utama, dan makanan penutup. Berbeda dengan kebiasaan orang asia yang langsung menyantap makanan utama.

  • Antrian

Orang Barat sata antri tertib dan lurus. Bahkan saat mereka mendapat urutan paling belakang. Tidak menyerobot. Berbeda dnegan orang timur yang kebiasaan antri dengan bergerombol.

Kebudayaan dan Agama

Kebudayaan dan berbudaya, sesuai dengan pengertiannya, tidak pernah berubah; yang mengalami perubahan dan perkembangan adalah hasil-hasil atau unsur-unsur kebudayaan. Namun, ada kecenderungan dalam masyarakat yang memahami bahwa hasil-hasil dan unsur-unsur budaya dapat berdampak pada perubahan kebudayaan.

Kecenderungan tersebut menghasilkan dikotomi hubungan antara iman-agama dan kebudayaan. Dikotomi tersebut memunculkan konfrontasi (bukan hubungan saling mengisi dan membangun) antara agama dan praktek budaya, karena dianggap sarat dengan spiritisme, dinamisme, animisme, dan totemnisme. Akibatnya, ada beberapa sikap hubungan antara Agama dan Kebudayaan, yaitu:

–          Sikap Radikal: Agama menentang Kebudayaan. Ini merupakan sikap radikal dan ekslusif, menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan

–          Sikap Akomodasi: Agama Milik Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan keselarasan antara Agama dan kebudayaan.

–          Sikap Perpaduan: Agama di atas Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan adanya suatu keterikatan antara Agama dan kebudayaan.

–          Sikap Pambaharuan: Agama Memperbaharui Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Agama harus memperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di dalamnya

Agama secara mendasar dan umum, dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lainnya serta mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.

Secara lebih khusus, dengan melihat masalah –masalah yang menjadi jangkauan agama, maka agama juga dapat diartikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi respon terhadap sesuatu yang dirasakan dan diyakini sebagai sesuatu yang gaib dan suci.

Dalam tiap-tiap agama memiliki unsur kebudayaan yang berbeda, seperti umat islam(muslim) yang merayakan idul fitri dan idhul adha. Begitu juga umat kristiani yang merayakan hari natal dan yesus kristus dan juga umat budha, hindi, konghucu dan lain-lain.

Islam dan budaya : salah satu contoh dari budaya islam adalah berpuasa, ibadah haji, berqurban, idul fitri, dll. Ada juga bagi kaum perempuan mengenakan jilbab walaupun masih ada banyak orang di Indonesia yang belum berjilbab.

Umat Kristen : terbagi atas 2 umat, yaitu Protestan dan Katholik. Di sini akan dijelaskan secara umum dari budaya-budaya pada umat Kristen. Adalah setiap hari minggu umat Kristen pergi ke gereja untuk menunaikan ibadah, kenaikan yesus kristus, merayakan hari natal, hari paskah, dll.

Hindu dan budaya: sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Weda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Weda merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu.

BGambarudha dan budaya : Agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia.

 

referensi :

id.wikipedia.org , http://www.google.com , ml.scribd.com/doc/30005025/Pengetian-Kebudayaan-Dan-Peradaban

sosbud.kompasiana.com

6 respons untuk ‘Kebudayaan dan peradaban (ilmu budaya dasar)

    Jerry Ibrahim said:
    Januari 2, 2013 pukul 8:51 am

    pembahasan di atas identik dengan kehidupan orang barat, berarti agama yg dibahas diatas juga identik datang dari negara barat. sedangkan di Indonesia sendiri mempunyai kepercayaan asli orang Indonesia, kepercayaan asli di Indonesia juga mengajarkan demikian, org indonesia pada zaman mereka belum mengenal 6 agama yg ada di Indonesia yg sekarang sudah tw kalau mencuri itu tidak baik, berarti mereka sudah tahu aturan2 dalam kehidupan. jadi mengapa kita sebagai masyarakat Indonesia lebih memilih agama asing yg masuk ke negara kita dari pada agama asli Indonesia sendiri, padahal agama asli Indonesia juga tidak pernah mengajarkan untuk berbuat jahat, malahan orang2 zaman dahulu lebih sopan dan lebih baik dari orang2 sudah beragama asing pada zaman sekarang. Trims

    ahmadsulaiman007 said:
    Mei 13, 2013 pukul 2:10 pm

    […] –       https://taniosutrisno.wordpress.com/2012/10/15/kebudayaan-dan-peradaban-ilmu-budaya-dasar/ […]

    indrasaputra8 said:
    Juli 16, 2013 pukul 9:10 am

    baca juga gan, hasil2 budaya di dunia.
    baru buat blog…….:)
    http://mynameis8.wordpress.com/2013/06/27/hasil-hasil-budaya-di-dunia/

Tinggalkan Balasan ke fatahiq Batalkan balasan